Cinta yang Berjeda

aku melihat !
aku mendengarkan!
aku merasakan !
dan aku berucap !

aku melihat, mendengar' merasa, dan berucap .
hanya sisa air hujan yang berjatuhan diranting pohon, angin semilir yang menggoyang dedaunan, dingin yang merajai sisi gelap malam.

sunyi malam tanpa kerlap kerlip bintang, suara musik diseberang sana tak terjamah pendengaran sebab mereka terhenti tepat saat hujan menghunuskan anak panahnya kebumi dan mereka berlarian sambil berteriak .

aku merasakan kesemuanya dalam satuan waktu , rindu, sunyi, dingin, cinta yang membuncah dan sedikit rasa masam jeruk yang kukunyah , benarkah cinta yang telah lama berjedah merajaiku kembali , dalam satuan waktu yang sesingkat ini??

lagi ku harus menahan rasa yang membuncah , pusaran waktu membuatku tahan dalam setiap rasa yang membuncah , Pelan aku mampu mendapatkan diriku , mendudukkan ingatanku tepat di satu januari silam lalu , setahun setelah kata sayang itu terucap dari bibirmu . kududukkan lagi ingatanku pada waktu dimana kata sayang itu berubah menjadi bencana gila yang harus membuat dadaku sesesak kehabisan oksigen.

hay tahukah kamu sampai jedah waktu itu , aku masih menyimpan rasa untukmu, dan setiap kali mendengar5 suaramu , rasa itu semakin menusuk hatiku,

hay tahu kah kamu??
bahwa rasa ini tak pernah benar-benar pergi meninggalkanku!!
pelan merambat dan terbawa arus kasih dan sayang . dan ini bukan kesan pada pandang pertama kita,
kukatakan pada hatimu bahwa aku benar-benar tak pernah pergi dari tempat dimana kita merajut asa

kadang cinta memang butuh jedah, sayang,,
dan jedah yang panjang akan membentuk rasa yang semakin gila,
kamu kembali dan menghentikan jeda itu , menggulungnya kembali pada ingatan 1 januari lalu .
dan saat 1 januari saat ini tiba kamu menghentikan jeda itu ..

aku mencintaimu sebagaimana cinta yang seharusnya ..
terimah kasih hadir kembali mengisi kekosongan ku , kuharap kita benar- benar menghapus jeda itu selamanya .....

Makassar, 02 januari 2015

Komentar

Postingan Populer