UNTUKMU MALAIKAT NYATAKU
dengan apa kuharus berucap untuk kupersmbahkn pada dua tangan kasar tapi dengan sangat lembut membelai bibir birbir tak berdosaku.
dengan apa kuharus membalas untuk usapan gemulai penuh cinta dan air mata dihari kelahiran dan dihari-hari selanjutnya sebagai balasan untuk malaikat nyataku.
dengan apa ku harus berucap pada nyawa yang saat itu diambang pertaruhan hidup mati, ia rela pertaruhkan demi kami sang anak yang entah kelak dikemudian hari masih tanda tanya besar apakah akan rela pula mempertaruhkannya untuk beliau.
dengan apa tuhan?? bahkan untaian tasbih tak mampu menandingi untaian doaku padanya , disetiap sujudku ibu namamu selalu terpanjatkan mengalunkan sepanjang matahari terbit dan sepanjang bulan memancarkan cahayanya .
dengan apa ku harus berucap untuk semua pengorbananmu, semua tangisanmu, semua deritamu, tanganmu yang kasar , matamu yang letih , parasmu yang tak seindah dulu . aku hanya seorang anak yang dengan berucap tak cukup membalas jasamu.
untuk seorang ibu tak ada yang lebih kucintai darimu didunia ini .segumpal darahmu untuk seorang anak yang saat ini beranjak dewasa menisbihkan semua kemuliaanmu semua cinta tulusmu.
mungkin saaat ini air mataku mengalir deras menuliskan sedikit catatanku tentangmu , menyadari bahwa saat ini kmu berada jauh dariku , dan itu membuatmu semakin merasakan bahkan kau mahluk paling mliah dan berarti bagi diri yang hina ini .
telah datang padaku sebuah kerinduan yang tak terbendung , rindu nasihatmu, rindu ocehanmu yang menginginkan kebaikanku, rindu peluk hangatmu.
dengan apa kuharus menghapus setiap tetes air matamu ,jika telapak kaki adalah yang paling hina di antara yg terhina, jangan khawatir ibu. akan aku rebahkan keningku di bawah telapak kakimu dan membasahinya dengan air mata bahagia masih diberi kesempatan melakukannya. untuk abdi dan syukur yang langitpun tak sanggup membahasakannya.
aku adalah bukti rahimmu yang menjadi tempat ku tumbuh bersama dalam ragamu, rumah pertama bagi diri ini dan menyatu denganmu.
dengan apa kuharus berucap pada sepasang mata yang mulai letih memandangi cahaya dunia, dengan apa kuharus berucap pada sepasang tangan yang telah menyuapkan makanan dengan lembut dan cekatan.
saat ini saat aku beranjak dewasa ibu. tanganku semakin tegar, sementara tanganmu semakin keriput. rambutku semakin hitam, sementara rambutmu semakin pudar. pandanganku semakin tajam, sementara pandanganmu semakin berair. maafkan aku ibu.
bunga-bunga menjadi saksi keindahan budi yang kau selipkan ke dalam dadaku. menjadi mahkota, melebihi indahnya bunga-bunga itu sendiri. dan hari ini bahkan bunga untukmupun tak sempat ku berikan padamu karena kita diantara spasi jarak dan waktu .
ibu aku mencintaimu setulus yang dinamakan tulus
aku mencintaimu sebagaimana aku tahu rasanya mencintai
aku menyayangimu sebagaimana sayangku yang tulus
ibu aku memanggilmu ibu sebagaimana ibu memanggilku anak.
aku ingin menciumi keningmu, dan berucap manis ditelingamu "TERIMAH KASIH MAMAH , ENGKAU MAMAH TERHEBAT"
Dan air mataku akan terus mengalir menilat tubuhku, sebagai bahagiaku memilikimu .
I LOVE U MAMAH PAPAH
Makassar, 21 desember 2014

Komentar