desember tak pernah cukup
tak jua bisa kulukiskan wajah sendu sang gadis penunggu hujan desember, wajahnya samar terkikis fatamorgana jalanan beraspal. entah ia sedang apa? wajahnya terpaku pada satu titik fokus, mungkin ia sedang menghitung jejak langkah kemarau pergi dalam keheningan malam, ataukah ia sedang meratapi tangisan pertamanya untuk lelaki semunya
tak pernah benar-benar kupahami !. langkahnya kaku merangkai kenangan demi kenangan , lalu ia mulai berandai , andaikan tembang kenangan dapat melukiskan semuanya. tak perlu ku buang waktuku bergelut dengan penungguan selelah ini. tak perlu ku cari sisi demi sisi dan puing demi puing ceceran kenangan yang bisa saja tak lagi bisa terjamah oleh ingatan.
seingatku desember kemarin kesendirian merajai kegelisahanku, dan desember kali ini , kesendirian masih juga harus kupikul seorang diri . mungkin desemberku selalu tentang kesemuanya itu, kesunyian, kehampaan, dan kesendirian. bedanya sendiri yang dulu datang karena tak pernah benar-benar meluangkan waktu berbagi semua dengan yang lain, tapi kesendirian kali ini bukanlah kesendiarian yang tanpa sebab, sebabnya pun masih membekas jelas, sebab yang mengharuskanku mengelus dada tanda kepasrahan dan keikhlasan..
Entah !! kesemuanya ini bukanlah apa-apa !
Ah mungkin aku masih terlalu didni menyimpulkan sesuatu yang belum benar adanya. hmparan lautan diseberang sana masih luas , kita masih punya waktu, dan waktu yang tuhan berikan menukilkan kita akan menyisir satu persatu kenangan malam sepanjang dentingan jarum jm masih terdengar merdu .
dan tentang desember, mungkin takkan cukup sampai desember yang kesekian kali
dan tak akan pernah cukup !!

Komentar