Waktu cinta dan Subuh
waktu memang kawan yang paling setia.
bahkan inilah kawan keabadian dan sempurna di bawah naungan kata selain Sang PENCIPTA.
beberapa diantara kita memilih waktu yang istimewa, bahkan karena sang waktu lah beberapa masa terbentuk
semua di tandai, semua di uraikan dan semua di spesialkan...
tak ada yang lekang , lepas, dan tak terjamah oleh waktu
tatkala sesorang yang di mabuk cinta di telan waktu itu. ia memuja dalam semua sorot sorot cahaya...
kekasihnya bagai melebur tak bertepi, pagi siang sore dan malam bahkan ketika ia terelap dalam waktu tidur ia pun akan tersenyum lepas dalam mimpinya dan tersadar di subuh dan beranjak di pagi hari.
ada yang jatuh cinta dan memuja pagi
melebarkan senyum dan menyambut dengan doa sebagai permulaan waktu,
menyinsingkan matahari, meliukkan semangat, melepaskan dinginnya embun yang akan membumbung naik keangkasa .
lain halnya dengan sang siang yang kadang di jadikan sebagai gambaran perkasa
menggambarkan sang terik.
terang tiada tara dan semangat yang menusuk hingga peluh keringat berlindung dan meresap ke dalam lapisan kain.
semuanya seirama hingga datanglah waktu sore menuju senja .
sebuah waktu ibarat melodi drama,
dengan warna yang indah keemasan ia lemparkan semua semangat pagi dan meredupkan cahaya terik
bersama sayap keemasan ia rangkul cinta , ia selimuti muda mudi dengan rehat yang lembut.
hingga keemasan itu menjadi gelap
gelap dan tenggelam dalam murkanya malam bukannlah hal yang sangat keji
justru di sinilah indahnya
segala semangat pagi teruraikan
peluh keringat yang basah dan kering di semaikan.
semua menjadi gelap dan tenang. semua menjadi gelap dengan kerlapan dua cahaya malam yang setia
di langit ada bulan dan bintang
di bumi ada deretan lampu. Semua tenang dan bercahaya redup redup
lalau bagaiman dengan subuh.....
itulah dia
sebuah masa yang menyadarkan semua masa dan insan bahwa waktu telah berputar dan merupakan perwujudan dua masa....
akan kau temukan kuning keemasan di balik sisi, mengalirkan udara yang seakan awet menusuk sampai ke dlam ruang tulang.
lalu mata berbalik arah waktu lain akan kau temukan di mensi dewi kegelapan dan raja di rajah atas kegelapan
menyapa mata dengan sedang sedup redup redapnya cahaya lampu.
dua dimensi dengan semua masa terhimpun.
sebuah cinta dan rasa menjadi adonan empuk....
ya itulah yang kucinta dengan masa subuh.
Waktu cinta dan Subuh Vincent Willem Van Gogh (1853-1890)

Komentar