teman devisi sastra wk 14
aku adalah sayap terbentur nurani, bverdamai dengan hati kerap kujadikan sandaran meski ada secuil kepasrahan tergambar diranum wajahku
kadang aku berhenti lalu merasa, kembali menulusuri sisi yang terlewati, suara hati terekam dengan jelas tentang kebersamaan yang tercipta, kadang kita dipertemukan dengan tiba-tiba kemudian jatuh pada kisah yang sederhana, terisak sebuah cerita malam tanpa lakon dan wara.
dalam setiap keputusan kadang kita harus benar-benar dapat memilih, meski diantara pilihan itu ada nila yang siap membunuh, dan tersudut sunyi. setitik cahaya layu menerangiku, hanya mampu membaitkan aksara hati, akan tuan pencipta saung perih
untuk kawanku yang masih berjuang, sentuh aku dengan keihklasan, melepas kelam yang terserak diriuhnya keputusanku
demi kawanku yang senyumnya getir , memeafkan orang lain artinya mampu mengihklaskan ego diri sendiri...
kadang aku berhenti lalu merasa, kembali menulusuri sisi yang terlewati, suara hati terekam dengan jelas tentang kebersamaan yang tercipta, kadang kita dipertemukan dengan tiba-tiba kemudian jatuh pada kisah yang sederhana, terisak sebuah cerita malam tanpa lakon dan wara.
dalam setiap keputusan kadang kita harus benar-benar dapat memilih, meski diantara pilihan itu ada nila yang siap membunuh, dan tersudut sunyi. setitik cahaya layu menerangiku, hanya mampu membaitkan aksara hati, akan tuan pencipta saung perih
untuk kawanku yang masih berjuang, sentuh aku dengan keihklasan, melepas kelam yang terserak diriuhnya keputusanku
demi kawanku yang senyumnya getir , memeafkan orang lain artinya mampu mengihklaskan ego diri sendiri...

Komentar