Khayalan sang gadis pemimpi



SANG PANGERAN

Untuk lelakiku saat ini aku tak tahu apakah kelak kaulah menjadi imamku menjadi ayah dari anak-anakku,

 tuhanlah yang mengatur jodoh kita , aku sebagai hambanya hanya berusaha ,

maka  jadilah lelakikku yang setia , dan ku jaga kesetiaanku padamu,

Malam itu gelap malam semakin saja pekat dalam pelukan malam , bintang malampun tak tampak tersenyum, suasana begitu lengang  hanyan aku layar laptop dan hp. Suasana hatiku sedang tak mood , tugas kuliah belum lagi menantiku menyapanya hingga bisa saja semalaman aku harus bercumbu dengannya . bergelut dengan tugas sudah makanan sehari-hari anak kuliahan.

Kutak atik layar handphoneku.menanti sms dari diya sang kekasih , namun tak satupun sms darinya muncul di layar datar hpku . aku menggerutu dalam hati “oh ia lupakanma” , Aku benar-benar dalam keadaan yang tak baik. Rasanya ingin ku lumat dunia yang tak bersahabat . ingin ku muntahkan semua onak yang menempel dalam otakku. Sesaat kemudian Kunyalakan Mp3 dari laptopku , mencari beberapa list lagu yang sesuai mood, dan memutarnya,

Pandanganku jauh menelusuri jejak-jejak malam yang menyisahkan sunyi, lampu-lampu kamarku, seakan menertawakan kesendirianku, ditambah suara bising dari balik atas kamar kost tetangga. dengan suara terbahak-bahak , bercengkrama dengan teman satu kosnya . samar samar kudengar ia membahas tentang teman satu kelasnya . rasanya ingin kulempari pintu kamarnya dan berteriak

bisa diam dikit gak sih ,!! gak tau apa saya lagi bad mood

uh dasar nenek gayung. Gerutu demi gerutu begitu pekat dalam hati namun tak satupun kata keluar dari mulutku , tertahan didalam benakku .

Hampir setiap malamnya seperti itu , aku memang tinggal dengan tante (saudara ayah), tapi tak serumah, karena rumah tante sangat sederhana hanya muat untuk 3 orang saja , apalagi rumah sesederhana itu sebagian kamarnya dijadikan warung jualan bahan campuran ,sebagai penghasilan sehari-hari, tante dan dua naknya akbar dan innahlah keluargaku saat ini di Makassar.

Suaminya sudah lama meninggal , jadi tantekulah yang bekerja keras memerah keringat untuk kehidupan sehari-hari mereka . ia begitu tekun kalau ayahku yang paling rajin tanteku inilah yang paling sabar , sangat penyabar . beliau tidak membeda-bedakan antara anak kandungnya dengan diriku , meski begitu kadang akulah yang bersikap tidak baik padanya ketika ia menasehatiku. Meski ku tahu nasehatnya adalah demi kebaikanku. Terkadang aku menitikkan air mataku mengingat perlakuanku pada tanteku ini , hanya saja aku tak pernah memperlihatkan kalau sebenarnya dari hati paling dalam aku sangat sayang dan bertimah kasih banyak pada beliau yang tak henti-hentinya menasehatiku demi sebuah kebaikanku .

Malam itu begitu menyulut ketidak moodanku . maslah kampus, masalah di rumah ini , belum lagi masalah kekasihku yang sangat seper duper cueknya, hamper beberapa malam, minggu atau bahkan bulan ia tak mengabariku , kalaulah mengabari hanya sekedar ahm, ! just that..!! huh , dasar laki-laki tak peka , meskipun begitu aku sangat sayang padanya. Wkwkw

Dulu temanku iri terhadap hubunganku dengan kakak ini , perhatiannya sangat over over protective . sampai-sampai temanku sendiri berkata

“Iriku deh liat hubunganmu dengan kak radit “ entahlah itu pujian atau malah sebaliknya aku hanya tersenyum dan berkata,, loh kok iri sih mia ?

Dengan santun ia menjawab “ iya saya iri liat kak radit begitu perhatian, begitu baik sama kamu , sampai-sampai mulai hal kecil saja kamu di ingatkannya , sapa yang gak iri coba kalau begitu? Tetapi aku hanya tersipu malu mendengar pernyataan salah satu sahabatku itu , mengingat proses akhirnya aku dan kak radit pacaran begitu mengocok perut . Namun perlahan- lahan rasa-rasanya semua keirian itu berubah jadi malapetaka , kalu dulunya iri sekarang malah sebaliknya , menyerangku dengan berbagai macam pertanyaan , Deh kenapa tahanko ? mendingan saya  jomblo deh dari pada punya pacar tapi kyak gak punya ji juga !!

Aku hanya mampu menundukkan kepalaku , mencoba tak mendengar apa yang mereka katakan tentangnya , menutup kupingku rapat-rapat, begitu banyak asumsi yang tak jelas mereka berikan , salah satunya , korban KRS ( korban rayuan senior) namun semua asumsi itu mampu ku enyahkan , karena satu alasan aku percaya padanya .

Kau lelakiku , katakanlah akulah tempat hatimu bermukim

Katakanlah hatimu memilih hatiku, hiasi hatiku dengan kasihmu,

Untaian Tasbih kita lantuntan disela harapan dipersatukan…

Meski apa yang mereka tuduhkan itu benar , dia memang saat ini berubah , bahkan ia sendiri mengakuinya , terkadang aku menitikkan air mata ketika mengingatnya, kebaikannya, perhatiaannyan aku rindu dengan semua itu , meski ia sendiri sadar dengan perubahannya tetap saja , ia bukan seperti yang kukenal dulu , dan aku mulai goyah akan asumsi dari-teman-teman bahwa aku hanya korban KRS ,, ohh tidak , jangan !!

Sesekali aku memeberitahu keluh kesahku , tapi dia menanggapinya biasa-biasa saja , terkadang aku menangis menelponnya , padahal katanya lelaki paling tidak bisa melihat wanitanya menangis!  reaksinya masih biasa saja , lalu aku mulai bingung , berpikiran yang bukan-bukan , apa benar ia telah berubah ? apa benar ia tak mencintaiku lagi ?

Apa benar apa yang dikatakan teman-temanku kalau aku hanya korban KRS?

 Memikirkan semua itu sudah membuatku sesak apa lagi harus menerimah kenyataaan itu , aku yakin hari-hariku seperti di sambar petir tiap jam , wajahku mulai mendung , air mataku meniti lagi , dasar lemah gumamku , toh aku tetap percaya padanya , beribu asumsi miring tentang dirinya mampu ku enyahkan , menutup kuping pilihan terbaik , aku yakin padanya, meski terkadang keyakinan itu mulai goyah , namun dibalik itu kepercayaanku sepenuhnya tertuju padanya.  

****

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer